:D WELCOME TO MY BLOG :D

Sabtu, 24 September 2011

Impian Nely

Nelyana Zahira namanya. Seorang gadis berumur sebelas tahun yang tinggal bersama ibunya. Nely panggilannya. Ia memiliki impian menjadi seorang penulis. Sejak berumur delapan tahun, ia sudah gemar mengarang cerpen - cerpen yang menarik. Ia mempunyai seorang sahabat yang bernama Vian. Vian adalah anak yang cerdas, cantik, dan baik. Mereka sangat akur menjadi sahabat. Vian mempunyai hobi yang sama dengan Nely.
Tok..Tok.. terdengar suara ketukan pintu dari rumah Nely. Iya, tunggu sebentar! Kreeekk.. suara pintu terbuka. Ternyata, yang mengetuk pintu tadi adalah Vian. Oh, Vian! Ada apa kemari? Tumben nih! Canda Nely. Ini nih Nel, aku punya majalah anak yang baru saja di berikan pamanku di Bandung. Kamu bisa mengirimkan cerpen kamu ke redaksi majalah ini. Kalau cerpen kamu terpilih dan di terbitkan di majalah ini, kamu bisa mendapatkan hadiah. Bisa saja berupa uang atau benda. Rencananya sih aku kepingin biar kamu menuliskan dan mengirimkan cerpennya ke redaksi ini. Apakah kamu mau? Temanya sih katanya bebas! Ucap Vian panjang lebar. Wah, aku mau banget! Seru Nely. Hmmm.... Sekarang, kamu buat aja cerpennya. Biar besok aku akan mengirimkannya ke redaksi yang tertulis disini! Seru Vian. Wah, baiklah Vian. Terimakasih ya! Kata Nely. Iya Nel!
Di dalam kamarpun, Nely membuat cerpen. Cerpen itu tentang seorang gadis yang kesepian dan kemudian memiliki teman baik. Judulnya adalah Netta yang kesepian. cerita itu bisa membuat si pembaca merasa terharu. Karena dicerita itu banyak cobaan yang melanda persahabatan Netta dan sahabatanya.
Selesai sudah Nely membuat cerpennya. Nely pun segera pergi menuju rumah Vian. Ia berpamitan dulu kepada ibunya.
Saat sampai dirumah Vian, Nely langsung mengetuk pintu rumah Vian. Kreeekk.. suara pintu rumah Vian terbuka. Lha, Nely! Udah jadi cerpennya? Tanya Vian. Iya Vi, nih cerpennya. Besok aku akan menemanimu kekotak posnya ya! Pinta Nely. Iya Nel. Besok jam sepuluh ketemuan di Taman ya. Terus kita pergi deh ke kotak pos. Pakai sepeda ya. Soalnya kalau jalan kaki kejauhan! Ujar Vian. Oke deh. Aku pulang dulu ya Vian! Bye! Seru Nely. Ok.
Keesokan harinya Nely bangun jam enam pagi. Kemudian ia mandi, membersihkan kamarnya dan menonton tv sebentar. Karena itu adalah hari Minggu.
Tepat jam sembilan lewat tiga puluh lima menit, Nely langsung berpakaian rapi dan menuju taman. Taman itu kira - kira berjarak seratus lima puluh meter dari rumahnya.
Ia sampai pada jam sembilan lewat lima puluh menit. Disana sudah ada Vian. Kemudian mereka melanjutkan perjalanan untuk pergi ke kantor pos. Cerpennya di bawa oleh Vian.
Lima belas menit kemudian, mereka sampai di Kotak Pos Desa Tanjung Rema, sebuah desa yang terletak di kota Martapura Kalimantan Selatan.Yang mengurus cerpen itu adalah Vian. Nely hanya berdoa supaya cerpennya bisa di terima.
Nel, sudah ku atur semuanya, tinggal tungu empat hari lagi ya! Bersabar ya Nel! Tukas Vian. Ia Vi, doakan agar cerpenku di muat ya! Ujar Nely. Iya jawan Vian singkat. Merekapun kembali menuju rumah mereka masing - masing.
Empat hari telah berlalu, kini saatnya yang ditunggu - tunggu. Dirumah, Nely berdoa agar cerpennya dimuat di majalah itu.
Tok..Tok.... ada yang mengetuk pintu rumah Nely. Nely pun membuka pintu rumahnya dan disana berdiri seorang pengantar surat. Dek, ini surat untuk alamat ini! Benar kan? Tanya pak pos itu memastikan. Benar pak! Apakah ini surat untuk saya? Tanya Nely. Disini tertulis untuk Nelyana Zahira kata pak pos itu. Oh, benar pak. Terimakasih ya pak! Ujar Nely. Nely pun masuk kedalam rumah dan membaca isi surat itu. Isinya adalah pernyataan dari redaksi majalah bahwa cerpen Nely akan di terbitkan pada edisi minggu depan. Disana juga tertulis Nely mendapatkan peluang untuk menjadi penulis cerpen di majalah itu. Nely bisa membuat satu buah cerpen untuk setiap minggunya. Hanya, Nely di kontrak selama tiga bulan. Gajinya pun besar. Sebanyak tiga juta rupiah untuk tiga bulan itu. Nely pun gembira dan menerima kontrak itu. Ia langsung mengabarkan kepada ibunya dan Vian. Ibunya dan Vian ikut senang atas keberhasilan Nely. Setidaknya, Nely bisa menyalurkan bakatnya juga untuk mendapatkan rejeki.
Sungguh senang Nely pada hari itu. Ia bisa menjadi penulis sebuah majalah anak.

Amanat : Kalau kita berusaha dan terus berdoa kepada Tuhan, bisa saja apa impian kita diwujudkan oleh Tuhan.
Hopefully like this story ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar